Speaker
adalah transduser
yang mengubah
sinyal elektrik ke
frekuensi audio
(suara) dengan cara
menggetarkan
komponennya yang
berbentuk selaput.
Dalam setiap sistem
penghasil suara,
penentuan kualitas
suara terbaik
tergantung dari
speaker. Rekaman
yang terbaik,
dikodekan ke dalam
alat penyimpanan
yang berkualitas
tinggi, dan dimainkan
dengan deck dan
pengeras suara kelas
atas, tetap saja
hasilnya suaranya
akan jelek bila
dikaitkan dengan
speaker yang
kualitasnya rendah.
Sistem pada speaker
adalah suatu
komponen yang
membawa sinyal
elektronik,
menyimpannya
dalam CDs, tapes,
dan DVDs, lalu
mengembalikannya
lagi ke dalam bentuk
suara aktual yang
dapat kita dengar.
Dalam artikel ini,
akan dijelaskan
bagaimana sebuah
speaker melakukan
proses tersebut.
Selain itu juga akan
dibahas mengapa
speaker dirancang
berbeda-beda dan
bagaimana
perbedaan tersebut
menimbulkan efek
yang berbeda pula
terhadap
kualitasnya. Speaker
adalah sebuah
teknologi
menakjubkan yang
memberikan dampak
yang sangat besar
terhadap budaya
kita. Namun
disamping semua itu,
sebenarnya speaker
hanyalah sebuah alat
yang sangat
sederhana.
Pada dasarnya,
speaker merupakan
mesin penterjemah
akhir, kebalikan dari
mikrofon. Speaker
membawa sinyal
elektrik dan
mengubahnya
kembali menjadi
getaran untuk
membuat gelombang
suara. Speaker
menghasilkan
getaran yang hampir
sama dengan yang
dihasilkan oleh
mikrofon yang
direkam dan
dikodekan pada
tape, CD, LP, dan lain-
lain. Speaker
tradisional
melakukan proses ini
dengan
menggunakan satu
drivers atau lebih.
Sebuah drivers
memproduksi
gelombang suara
dengan
menggetarkan cone
yang fleksibel atau
diafragma secara
cepat. Cone tersebut
biasanya terbuat
dari kertas, plastik
ataupun logam, yang
berdempetan pada
ujung yang lebih
besar pada
suspension.
Suspension atau
surround,
merupakan ratusan
material yang
fleksibel yang
menggerakkan cone,
dan mengenai
bingkai logam pada
drivers, disebut
basket.
Ujung panah pada
cone berfungsi
menghubungkan
cone ke voice coil.
Coil tersebut
didempetkan pada
basket oleh spider,
yang merupakan
sebuah cincin dari
material yang
fleksibel. Spider
menahan coil pada
posisinya sambil
mendorongnya
bergerak kembali
dengan bebas dan
begitu seterusnya.
Proses spaker coil
bergerak, kembali ke
posisi semula dan
seterusnya adalah
sebagai berikut.
Elektromagnet
diposisikan pada
suatu bidang magnet
yang konstan yang
diciptakan oleh
sebuah magnet
permanen. Kedua
magnet tersebut,
yaitu elektromagnet
dan magnet
permanen,
berinteraksi satu
sama lain seperti dua
magnet yang
berhubungan pada
umumnya. Kutub
positif pada
elektromagnet
tertarik oleh kutub
negatif pada bidang
magnet permanen
dan kutub negatif
pada elektromagnet
ditolak oleh kutub
negatif magnet
permanen. Ketika
orientasi kutub
elektromagnet
bertukar, bertukar
pula arah dan gaya
tarik-menariknya.
Dengan cara seperti
ini, arus bolak-balik
secara konstan
membalikkan
dorongan magnet
antara voice coil dan
magnet permanen.
Proses inilah yang
mendorong coil
kembali dan begitu
seterusnya dengan
cepat. Sewaktu coil
bergerak, ia
mendorong dan
menarik speaker
cone. Hal tersebut
menggetarkan udara
di depan speaker,
membentuk
gelombang suara.
Sinyal audio elektrik
juga dapat
diinterpretasikan
sebagai sebuah
gelombang.
Frekuensi dan
amplitudo dari
gelombang ini, yang
merepresentasikan
gelombang suara
asli, mendikte
tingkat dan jarak
pergerakan voice
coil. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
frekuensi dan
amplitudo dari
gelombag suara
diproduksi oleh
diafragma.
Speaker tradisional
memproduksi suara
dengan cara
mendorong dan
menarik
elektromagnet yang
menyerang cone
yang fleksibel.
Walaupun drivers
pada dasarnya
memiliki konsep
yang sama, namun
ukuran dan kekuatan
yang dimiliki
berbeda-beda. Tipe-
tipe dasar drivers
antara lain : woofers,
tweeters, dan
midrange .
Woofers merupakan
tipe drivers yang
paling besar yang
dirancang untuk
menghasilkan suara
dengan frekuensi
rendah. Tweeters
memiliki unit-unit
yang lebih kecil dan
dirancang untuk
menghasilkan
frekuensi paling
tinggi. Sedangkan
midrange, mampu
menghasilan jarak
frekuensi yang
berada di tengah-
tengah spektrum
suara.
Untuk dapat
membuat gelombang
frekuansi yang lebih
tinggi, diafragma
drivers harus
bergetar lebih cepat.
Hal ini lebih sulit
dilakukan dengan
cone yang berukuran
besar karena berarti,
massa cone tersebut
juga besar. Oleh
sebab itu, sulit
mendapatkan
drivers yang kecil
untuk dapat
bergetar cukup
lambat agar dapat
menghasilkan suara
dengan frekuensi
sangat rendah.
Pada prakteknya,
speaker elektronik
memerlukan
pemisahan antara
woofer dengan
daerah lain secara
elektronik, yaitu
dengan cross over
aktif. Dalam hal ini,
terdapat beberapa
sistem cross over,
yaitu sistem dua
jalur dan tiga
jalur.sistem seri dan
paralel.
Penggunaan speaker
elektronik yang
paling sederhana
adalah sistem 2 jalur
atau sistem bi-amp,
yang bisa memberi
hasil yang
memuaskan.
Keuntungannya
adalah pengecilan
distorsi TIM
(transient
intermodulation) dan
bisa menyetel bass
dan treble secara
mandiri. Frekuensi
peralihan dipilih 340
Hz (di atas frekuensi
resonansi asli). Hal ini
dirancang untuk
penggunaan kotak
speaker kecil. Bila
anda menggunakan
sub woofer untuk
kanalbawah ini, dan
harus diubah
dibawah 100 Hz.
Frekuensi resonansi
untuk kotak lebih
besar 20-40 Hz,
kotak sedang 40-80
Hz, kotak kecil 80 Hz
keatas.
Daya power
amplifier B1 sebagai
pengendali woofer
dipilih sesuai
kebutuhan kita. Daya
woofer SP1 perlu
dilebihkna dari daya
amplifier, karena
sistem umpan balik
akan banyak
menambah tenaga
yang diberikan ke
woofer. Untuk ruang
biasa daya amplifier
yang cocok 20-30
Watt. Hendaknya
dipilih power
amplifier yang cocok
untuk penggunaan
nada rendah dan
mempunyai faktor
damping besar.
Speaker SP2 bisa
menggunakan
tweeter saja
(tweeter dan super
tweeter, mid range
dan tweeter ataupun
mid range dan super
tweeter) dengan
pemisahan
konvrnsional
menggunakan
crossoveraktif, yang
akan memberikan
hasil memuaskan.
Pilihan lain untuk
sistem bi-amp
adalah penggunaan
speaker lengkap
dalam kotak kecil
sebagai SP2 dan sub
woofer untuk kanal
bawah yang
terpisah.
Sistem tiga jalur mirip
dengan sistem 2
jalur, namun di sini
nada tengah
dipisahkan dengan
band pass filter. Ada
beberapa
kemungkinan yang
bisa diambil
mengenai speaker-
speaker. Pilihan
pertama: SP1
woofer, SP2 mid
range, SP3 tweeter.
Pilihan kedua : SP1
sub woofer, SP2 mid
range, SP3 super
tweeter (frekuensi
peralihan di bawah
100 Hz dan di atas 15
KHz). Pilihan ketiga :
SP1 sub woofer, SP2
speaker lengkap
(woofer, mid range,
tweeter dengan
cross over pasif),
SP3 super tweeter.
Persyaratan power
amplifier sama
dengan sistem 2
jalur. Penyetelan P3
dilakukan melalui
pendengaran pada
sistem yang sudah
terpasang. Mula-
mula dari sisi ground
diputar perlahan
sampai dengungan
yang menyatakan
adannya osilasi.
Penyetelan optimum
didapat dengan
memutarnya mundur
sedikit dari posisi
mula-mula.